Seorang
ahli hikmat mengatakan, “ Jikalau kamu ingin bergaul secara baik dan sopan maka
ikutilah petunjuk-petunjuk ini:
1. Hadapilah kawan atau musuh dengan
kegembiraan, kesopanan, dan ketenangan. Jagan sekali-kali menampakkan sikap sombong
dan merasa tinggi diri. Rendahkanlah
hatimu. Dalam segala hal, letakkanlah menurut ukuran yang pertengahan, sebab sesuatu yang kelebihan dari segala macam perkara itu
pasti tidak baik dan tercela.
2. Janganlah gemar melihat di kedua sampingmu, kanan atau kiri.
Jangan pula memperbanyak menoleh kemana-mana.
3.
Janganlah sekali-kali jari-jari
tanganmu itu dirapatkan di sela-sela jari yang lain. Jangan pula suka
memain-mainkan kumis, janggut, atau cincin. Amat buruk sekali jika kita
‘mengingkit-ngungkit’
sela-sela gigi, mengupil, banyak
meludah/beringus/menggeliatkan
badan serta menguap. Semua itu termasuk kurang sopan apabila dilakukan
dihadapan orang lain.
4.
Duduklah dengan tenang, dan aturlah
kata-katamu dengan baik, teratur, dan tertib. Dengarkanlah dengan seksama
percakapan orang yang ada dihadapanmu.
5. Janganlah dalam percakapan engkau
membangga-banggakan dirimu, anak-anakmu, karangan-karanganmu, dsb yang
merupakan keistimewaanmu atau keluargamu.
6. Jauhilah sikap selalu menyerah dan masa
bodoh. Jangan pula terlalu ngotot dalam meminta sesuatu yang engkau perlukan.
Jangan pula mendorong
orang lain untuk
berbuat penganiayaan.
7.
Jangan memberitahukan berapa banyak
harta kekayaan yang dimiliki, karena apabila hartamu dianggap sedikit akan
dianggap hina, dan apabila hartamu dianggap banyak maka dikhawatirkan bagi
orang yang memiliki penyakit hati mereka tidak rela (iri) dengan kenikmatan
yang engkau miliki.
8.
Jauhilah sikap keras hati, bersitegang
urat leher dan mutlak-mutlakan,
sebab semua itu baiknya tidak akan lebih banyak daripada keburukannya. Jikalau
suatu waktu perlu mengambil sikap mengalah, lakukanlah tanpa adanya perasaan
lemah dan atau tidak tahan dalam menghadapinya.
9. Jikalau engkau berdebat, pegang
teguhlah kesopanan. Jauhilah sikap tergesa-gesa, fikirkanlah masak-masak
bantahanmu. Jangan sekali-kali berisyarat dengan tangan dan jangan pula suka
menoleh ke belakang. Jikalau sedang marah, diamlah dulu dan setelah reda
amarahmu lalu ucapkanlah isi hatimu dengan baik.
10. Jangan
menganggap hartamu lebih mulia dari dirimu.
11.Jikalau
engkau mmemasuki sebuah majlis apapun, secara adab ucapkanlah salam, duduklah
di tempat yang kosong atau di tempat yang disediakan untukmu serta jabatlah tangan orang
yang duduk di dekatmu.
12.Jauhilah sedapat mungkin bercakap-cakap di
jalanan. Tetapi jikalau sewaktu-waktu terpaksa harus melakukan itu. Maka
penuhilah hak-haknya jalan:
-
Menundukkan pandangan.
-
Membantu orang yang sedang
kesukaran/dianiaya, orang yang lemah dan miskin.
-
Menunjukkan orang yang tersesat jalan.
-
Menjawab salam.
-
Memberi orang yang meminta-minta.
-
Mengajak pada kebaikan.
-
Melarang kemungkaran.
-
Tidak semaunya membuang ludah/ingus.
Ketika harus meludahpun jangan ke arah kiblat.
-
Jangan suka bersenda gurau dengan
orang yang cendekia (berilmu) dan orang yang kurang akal. Orang cendekia akan kurang enak
hatinya karena engkau dianggap tidak sopan, dan orang yang kurang akal akan
menjadi berani dan berbuat melampaui batas terhadapmu.
13. Apabila suatu ketika engkau banyak bersenda
gurau dalam suatu majlis karena terlupa, dsb maka berdoalah sebelum
meninggalkan majlis tersebut dengan doa yang diajarkan Rasulullah Saw dalam
sabdanya, “Barangsiapa yang duduk dalam suatu majlis lalu banyak senda guraunya kemudian sebelum ia
berdiri dari majlisnya itu lebih dahulu mengucapkan ‘Subhanaka allohumma wa bihamdika, Asyhadu allaa ilaaha illa anta,
Asytagfiruka wa atuubu ilaika’ (Maha Suci Ya Allah dan dengan puji-pujian
pada-Mu. Saya menyaksikan bahwa tiada Tuhan selain Engkau. Saya mohon
pengampunan pada-Mu serta bertaubat) melainkan
ia pasti akan diampuni oleh Allah kesalahan-kesalahan yang dilakukan selama dalam majlisnya tadi. “ (HR. tirmidzi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar