Ada seorang kakek yang berusaha untuk
menanam pohon kurma padahal ia telah berusia 80 tahun. Sedangkan pohon kurma
baru bisa dipetik hasilnya 8 tahun kemudian.
Tiba-tiba seorang raja lewat, ia merasa
heran melihat ada seorang kakek yang sudah lanjut usianya mau menanam pohon
kurma. Kemudian dia bertanya kepada kakek itu, “ Kek, apakah terbayang oleh
kakek bahwa kakek dapat memetik panen kurma yang kakek tanam itu?”
Sang kakek menjawab, “Wahai Raja, kakek
fikir kurma yang kakek makan selama ini bukanlah hasil tanaman kakek. Tetapi
orang pendahulu kakek yang menanamnya dan kakeklah yang memakannya. Apa
salahnya Paduka Raja, kalau sekarang kakek menanam kurma walau kakek mungkin tidak
dapatmemetik hasilnya. Tapi bukankah orang lain, anak-cucu kakek yang bisa memakannya?”
Raja bengong dengan jawaban kakek yang
cerdas tersebut. Kata sang Raja, “Betul, kek! Apa yang kita makan selama ini
adalah hasil tanaman orang lain, bukan tanaman sendiri. Sementara kita belum
menanam untuk dipetik nanti oleh orang lain.”
Kemudian Sang Raja memberikan hadiah
kepada kakek uang satu dinar karena merasa tertarik dengan jawabannya. Sang
kakek berkata kembali, “Wahai Paduka Raja, kakek fikir orang menanam kurma baru
bisa memetik hasilnya 8 tahun kemudian, sementara kakek hari ini menanam kurma
dan hari ini juga telah dapat memetik hasilnya, yaitu uang satu dinar. “
Raja tersenyum karena tertarik dengan
jawabannya, akhirnya Raja memberikan kembali hadiah uang satu dinar.
Kemudian sang kakekpun berkata, “Wahai
Paduka Raja, kakek fikir orang lain hanya dapat memetik kurma satu kali dalam
satu tahun, yaitu hanya satu musim dalam satu tahun. Sedangkan kakek hari ini
saja sudah dapat dua musim, yaitu uang
dua dinar.”
Akhirnya, sang Raja pun dapat memberi
uang satu dinar lagi. Dan terkumpullah uang kakek menjadi tiga dinar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar