SEHARI YANG PENUH KEBAIKAN



Shalihat, setiap diri dari kita, Allah beri modal waktu yang sama, yaitu 24 jam. Namun efektifitas penggunaan waktu yang ada setiap orang tentu saja berbeda, baik dari sisi kuantitas pekerjaan, maupun kualitas pahala yang didapatkan.

Bagi seorang muslimah, berbicara tentang pekerjaan sehari-hari bukan saja tentang rangkaian kegiatan apa saja yang akan atau telah kita laksanakan hari itu, akan tetapi juga bagaimana aktifitas sedari bangun pagi hingga tertidur kembali penuh dengan pahala dan ibadah. Kita berhasil memberi “ruh’ ilahiyah pada hampir semua pekerjaan kita, termasuk pada urusan rumah tangga. Sayang khan, bila potensi pahala kebaikan yang Allah sediakan tak kita pergunakan semaksimal yang bisa kita lakukan?!

Mari Shalihat, kita lihat bagaimana aktifitas sehari-hari bisa bernilai ibadah di dalamnya:


Charger Hati
Sebagai seorang muslim, Rasulullah saw. mengajarkan kita untuk terbiasa bangun di subuh hari. Bahkan beliau saw. mendoakan kepada siapapun dari umatnya yang terbangun saat itu:
“Ya Allah, berkahilah umatku selama mereka senang bangun subuh. “ (HR. at-Tirmidzi, Abu Dawud, Ahmad, Ibnu Majah).

Bangun subuh, apalagi pada sepertiga akhir malam, memberi kesempatan bagi kita untuk dapat melaksanakan shalat malam (tahajud) bersama pasangan. Romantis lahir batin, bukan?! Hubungan dengan Allah swt. semakin dekat, seiring dengan bertambah baiknya tali batin hubungan kita dengan pasangan.

Allah swt. Berfirman,“Dan pada sebagian malam, lakukanlah Shalat Tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhan mengangkatmu ke tempat yang terpuji. “ (QS. Al-Isra: 79)

Pada ayat lain, Allah swt berfirman,“Sungguh, bangun malam itu lebih kuat (mengisi jiwa) dan (bacaan di waktu itu) lebih berkesan. “ (QS. Al-Muzzamil: 6)

Memulai hari dengan melaksanakan shalat tahajud di sepertiga akhir malam (menuju waktu Subuh) seakan mencharger hati kita dengan baterai semangat yang akan kita bawa sepanjang hari itu. Harapan dan keyakinan baik kita muncul, hati kita tenang. Sebuah awal yang baik.

Luruskan Niat Dengan Semangat Lillaah

Banyak kegiatan yang kita jalani hari itu, harapan baik terkumpul di sana, di samping hal terduga pun boleh jadi menjadi warna hari, maka niatkan sedari awal bahwa apapun yang kita lakukan semua ditunaikan dalam semangat Lillaah, semata-mata berharap meraih ridhanya Allah swt.

Rasulullah saw. bersabda,“Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya.” (HR. Bukhari-Muslim)

Hadits ini menyiratkan bahwa setiap amal perbuatan yang tidak diniatkan karena Allah swt. Maka akan menjadi sia-sia. Kebaikannya sebatas di dunia, namun tidak bisa sampai hingga ke akhirat.

Masalah niat ini menjadi teramat penting karena akan memberi warna pada setiap amal perbuatan kita dan menjaga kita dari hal-hal yang memelencengkan diri dari niat semula.

Hiasi Hari Dengan Doa

Urusan dunia adalah mubah yang bila nilai-nilai agama dimasukkan ke dalamnya, maka akan menjadi ibadah. Misal, makan adalah urusan dunia. Akan menjadi bagian dari ibadah ketika sebelum dan sesudah makan, kita berdoa. Jadi bisa dibayangkan, berapa banyak amal perbuatan dari urusan dunia ini yang bisa bernilai ibadah ketika ada doa yang meluncur dari lisan kita seperti yang dituntunkan oleh Rasulullah saw. Silahkan hitung berapa doa harian (sesuai kemampuan hapalan kita) yang bisa diamalkan dalam satu hari. Belum lagi bila satu aktifitas dilakukan lebih dari satu kali dalam sehari. Masyaallah, luar biasa.

Bukan hanya doa, dzikir dan shalawat pun menjadi payung aktifitas kita. Saat memasak bisa sambil dzikir, doa, murajaah hapalan, dsb. Menyeterika sambil mendengarkan kajian. Menonton acara televisi, pilih saluran yang memberikan ragam informasi positif. Penatnya hari pun tutup dengan doa menjelang tidur dan dzikir-dzikir. Mohonkan ampun atas segala kekurangan dalam ketaatan kita, kekhilafan dalam tindak perilaku terhadap sesama, dan kemaksiatan yang dengan atau tanpa sengaja dilakukan. Jiwa tersegarkan (Qalbun Salim), hati dilapangkan, semoga tidur pun nyenyak dalam pelukan ridha-Nya.

“Wahai Tuhanku, berilah aku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang shalih. Jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang yang datang kemudian. Jadikanlah aku termasuk orang yang mewarisi surga nan penuh kenikmatan. Ampunilah ayahku, sebab ia termasuk orang yang sesat. Janganlah engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, yaitu hari ketika harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang selamat. “ (Doa Nabi Ibrahim)

Wallahu’alam bishshawab.

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular

Pengunjung saat ini

Ruang Siar

Label

Label Cloud