RAHMAT ALLAH


Rasulullah saw bersabda, 
“Perbaikilah dirimu, ucapkan kebaikan, dan sampaikan kabar gembira. Sesungguhnya amal seseorang tidak akan memasukkannya ke dalam surga. “ Seseorang bertanya, ‘Termasuk amalmu juga, wahai Rasulullahh?’ Rasulullah saw. menjawab, ‘Termasuk juga amalku, kecuali jika Allah mencurahkan rahmat-Nya kepadaku. Ketahuilah bahwa amal yang paling disenangi Allah adalah amal yang istiqamah meskipun sedikit. “ (HR. Muslim).


Ada seorang pemuda bermaksud membeli sepeda. Dia datang ke toko sepeda berbekal uang Rp200.000,-. Tetapi apa hendak dikata, harga sepeda yang diinginkan ternyata jauh di atas kemampuannya sekitar Rp1.500.000-. Bahkan harga sepeda termurahpun seharga Rp600.000,- masih di atas uang yang dibawanya. Sang pemuda beranjak melangkah pergi hendak meninggalkan toko sepeda. Belum sempat keluar dari toko, sang pemilik toko memanggil si pemuda itu, “Mau beli apa, Nak?” Tanya sang empunya toko.

“Mau beli sepeda, Pak. Tapi nggak jadi, uangnya nggak cukup. “ Sahut si pemuda dengan suara yang lemah.

Tiba-tiba sang pemilik toko terperanjat begitu memperhatikan wajah si pemuda. Dia ingat pemuda ini yang dulu pernah menolongnya ketika dia terjatuh dari sepeda motor malam-malam di jalanan sepi sekitar 6 bulan yang lalu. Yang sudah dicari-cari pula selama itu namun belum ketemu. Rasa hutang budi sang pemilik toko akhirnya membuatnya justru kemudian memberikan sepeda yang diinginkan si pemuda tadi secara gratis.

Inilah bukti ketika seseorang sudah merasa ridha dengan orang lain maka segala kekurangan menjadi tidak penting dan apapun yang diinginkan selama masih bisa, akan dipenuhi.

Begitu juga dengan Allah, sekiranya Allah sudah ridha, maka surga bukan sesuatu hal yang sulit diberikan, demikian juga dengan menghindarkan dari api neraka meski amal kita sebenarnya tidaklah cukup.

Kalau begitu amal menjadi tidak penting dong?

Sebagaimana kisah tadi, amal mempunyai kedudukan yang sangat penting, karena tanpa amal, lantas apa yang bisa membuat Allah ridha?!

Yang menjadi urusan kita adalah membuat amalan yang dengan amalan itu menjadikan Allah ridha atas kita.

Kalau begitu amalan apakah yang bisa membuat Allah menjadi ridha?

Sayangnya, inilah yang menjadi bagian rahasianya Allah swt. Ada amalan yang terlihat kecil, sepele, akan tetapi ada juga amalan yang begitu besar.

Ada dikisahkan bagaimana Allah ridha dengan amalan seorang tuna susila yang memberi minum seekor anjing yang hampir mati. Di lain kisah Allah ridha dengan hukuman rajam dari seorang wanita yang pernah berzina (sebagai bentuk pengorbanannya yang demikian besar demi menebus kesalahan dan mencari ridha Allah swt.). Rasulullah saw. menyatakan bahwa darah dari perempuan tadi cukup untuk menyucikan seluruh penduduk kota.

Pada prinsipnya, Allah memberikan sebuah gambaran tentang amalan yang akan mendatangkan rahmat-Nya dan tersurat pada ayat berikut ini:
“Hai orang-orang yang beriman (kepada para Rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah akan meberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampunimu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. “ (QS. Al-Hadid: 28)

“Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, maka Tuhan mereka memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya (surga). Itulah keberuntungan yang nyata. “ (QS. Al-Jatsiyah: 30)

Dari ayat di atas, Allah menunjukkan bahwa jika kita menginginkan ridha Allah maka kita mesti beriman, bertakwa, dan beramal shalih. Wallahu’alam bishshawab.

(Sumber: Ensiklopedi Pengetahuan al-Qur’an dan Hadits, Tim Baitul Kilmah Jogyakarta, Jilid ke-3, 2013, Hal. 48)

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular

Pengunjung saat ini

Ruang Siar

Label

Label Cloud