MEMBALAS KEJAHATAN DENGAN KEBAIKAN



Kisah ini sangat inspiratif untuk menumbuhkan semangat dalam membalas keburukan dengan kebaikan.  Kisah tentang Ibrahim bin Adham dan bekas budaknya.

Ibrahim bin Adham dahulu memiliki budak sebanyak 72 orang. Ketika ia bertaubat dan kembali ke jalan Allah, ke-27 budaknya ia merdekakan semua. Suatu saat ia bertemu dengan bekas budaknya yang sedang minum-minuman dan mabuk. Bekas budaknya tersebut tidak menyadari bahwa yang berdiri di sampingnya itu adalah bekas majikannya yang dulu telah memerdekakannya. Ia pun lantas berkata kepada Ibrahim bin Adham.
“Hai Fulan, tunjukkan aku ke rumahku!”
“Ya,”Jawab Ibrahim.
Akan tetapi Ibrahim tidak membawanya ke rumahnya melainkan ke sebuah makam. Dan ketika pemabuk itu sadar bahwa ia berada di makam, ia pun lantas menghajar Ibrahim habis-habisan.
“Sudah kukatakan bawa ke rumahku. Kenapa kau bawa aku ke kuburan?!”
“Wahai Ratsagh! Wahai otak kerdil. Inilah rumah yang sesungguhnya. Rumah-rumah yang lain seluruhnya adalah kiasan belaka. “
Ibrahim pun dicambuk dengan cemeti. Setiap cambukan, Ibrahim berdoa, ”Semoga Allah mengampunimu. “

Ketika peristiwa itu berlangsung, datanglah seorang laki-laki.
“Hai Fulan, apa yang kamu lakukan? Kamu memukul tuan yang telah memerdekakan kamu? “
Begitu mengetahuinya, pemabuk itu segera turun dari kudanya dan meminta maaf.
Ibrahim berkata,“Aku terima maafmu, lupakan yang telah terjadi. “
“Wahai tuan, kucambuk dan kusiksa engkau, sedangkan engkau mendoakan baik aku. Setiap pukulan kau selalu berdoa ‘Semoga Allah mengampunimu’ .”
Ibrahim menjawab, “Bagaimana aku tidak mendoakan baik, perbuatan menghajar dan menyiksa yang kamu lakukan terhadapku bisa menghantarkanku masuk ke surga. “

Pelajaran hidup yang dapat diambil adalah:
Kisah Ibrahim dan bekas budaknya ini merupakan contoh kebaikan yang sangat mulia. Meskipun ia telah disiksa dan dicambuk habis-habisan oleh bekas budaknya sendiri, tetapi ia justru mendoakan agar Allah mengampuninya.

Shalihaat, dengan kita membiasakan diri berbuat kebaikan, maka hidup kita akan senantiasa diliputi kebahgaiaan dan ketenangan hidup. Orang yang senantiasa berbuat kejahatan akan senantiasa diliputi rasa takut karena ia bermusuhan dengan orang lain disana-sini. Akibatnya hidupnya akan selalu merasa terancam.

Allah Swt berfirman:

وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ (34) وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ

“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah kejahatan itu dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah  menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar. “ (QS. Fushilat: 34- 35)
Share:

2 komentar:

  1. assalamualaikum.
    ukhti. kisahnya bagus, cocok buat dijadikan renungan.
    Kalau boleh saya Izin Buat Copas keblog: fuat-usk.blogspot.co.id ya.

    BalasHapus
  2. Wa'alaikum salam. Alhamdulillah, silahkan Kang. Semoga bermanfaat. Saya sudah lihat blog-nya. Sukses yaaa....

    BalasHapus

Popular

Pengunjung saat ini

Ruang Siar

Label

Label Cloud