Dr.
Zakir Naik menjawab:
Islam
memberikan tuntunan untuk menyembelih hewan (Zabiha) dengan rasa belas
kasihan. Zabiha berasal dari kata Zakah atau tazkiya yang
artinya menyucikan/membersihkan. Terdapat beberapa syarat dalam penyembelihan
hewan, namun yang paling utama adalah pisau mestilah tajam, pemotongan hewan
yang dilakukan dengan cepat, harus memberi minum pada hewan sebelum disembelih
dan tidak boleh menyembelihnya di hadapan hewan lain, dll.
Akan
tetapi sebab saintifiknya adalah kita juga memotong urat leher/kerongkongan,
saluran pernafasan, serta saluran darah: yaitu urat leher dan arteri Karotid,
tanpa merusak saraf tunjang. Karena jika saraf tunjang tersebut
rusak, maka saraf yang bersambung dengan jantung akan terputus dan terjadilah
serangan jantung. Darah akan berhenti mengalir dalam badan.
Jika
kita melakukan zabiha, kita memotong kerongkongannya, saluran udara dan saluran darah leher, akan tetapi kondisi jantung
masih tetap memompa darah, hewan itu tidak akan mati serta merta dan akan
banyak darah yang keluar.
Mengapa
kita biarkan banyak darah yang keluar?
Secara
ilmu pengetahuan kini diketahui bahwa ternyata darah adalah medium yang baik
bagi kuman, bakteri, dan toksin (racun tubuh). Sedangkan Islam adalah agama
yang mementingkan kebersihan maka Islam membiarkan banyak darah mengalir keluar
dari tubuh hewan yang disembelih. Selain
itu kualitas daging yang diperoleh dengan cara zabiha kesegarannya akan
bertahan dalam waktu yang lebih lama karena
tiadanya darah dalam daging. Berbanding terbalik dengan kualitas daging dengan
cara sembelihan Jhatka (penyembelihan hewan dengan satu pukulan) atau stunning
(penyembelihan dengan cara membuat hewan pingsan/tidak sadar).
Cara
penyembelihan dengan cara Jhatka seperti yang dilakukan di Negara India
oleh para Sikh, maka darah akan tetap berada dalam tubuh hewan. Andaikata
daging yang kita makan bercampur dengan darah, ingat….darah itu mengandung
kuman, bakteri, dan toksin dan tidak baik bagi kesehatan.
Kajian
saintifik membuktikan bahwa cara sembelihan dalam Islam adalah lebih
berperikemanusiaan. Mengapa?
Karena
pada saraf yang bertanggung jawab pada rasa “sakit” akan berhenti. Jadi hewan
tidak akan merasakan sakit. Adapun hewan yang terlihat seakan menendang atau
menggeliat itu disebabkan pada darah tersebut kekurangan darah. Apabila darah pada
satu daerah, lengan misalnya, berkurang,
maka otot akan mengetat dan tenang. Demikian juga dengan kaki.
Jadi
hewan sembelihan terlihat menendang kakinya atau menggeliat badannya itu
bukanlah dikarenakan sakit, akan tetapi sebagai tanda berkurangnya darah pada
daerah tersebut. Pancaran darah yang keluar banyak, hewan tersebut akan mati
dengan tenang tanpa merasakan sakit. Berbeda dengan stunning/Jhatka, hewan akan mati dalam waktu yang lama dengan
rasa sakit yang amat sangat.
Kesimpulannya:
Kaidah penyembelihan “Zabiha” dalam Islam adalah lebi BERPERIKEMANUSIAAN
dibandingkan dengan cara ”Jhatka” atau”Stunning” atau manapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar