Yang mengajakmu makan
malam di cafe ?
Yang membeli tiket untuk
nonton bareng ?
Yang nangis bareng ketika
nonton konser ?
Yang selalu berada
disebelahmu ketika foto narsis?
Yang mengirimkan sms : "jangan
lupa mamam tiang eeaa.."
Yang mengunjungimu ketika
dalam keadaan bete dan bosan ?
Baiklah...
Mungkin itu adalah
sahabat versi terbaik kita...
Namun...dalam Al-Quran ALLAH
عَزَّ وَجَلَّ
menjelaskan, manusia yang pantas disebut sahabat dan saudara adalah "Yang
membantumu dalam kebaikan dan menasehatimu dalam keburukan serta bersabar
didalamnya ...."
Maka….. ...
hitunglah baik² ...
hitunglah baik² ...
siapa yang mengajak kita
shalat berjamaah,
siapa yang memberikan
contoh kita melakukan kebaikan,
siapa yang menasehati
jika kita berbuat salah,
siapa yang menjawab
kegalauan kita,
siapa yang mencegah kita
berbuat maksiat,
siapa yang marah bila
kita berkhalwat atau sekedar ikhtilat.
Bila ternyata tidak ada
seorangpun yang melakukannya kepada kita, sungguh malang sekali nasib kita selama
ini. Karena ternyata kita tidak memiliki sahabat seorangpun
walau kita berfikir telah memilikinya ...
walau kita berfikir telah memilikinya ...
Persahabatan sejati adalah persahabatan
yang dilandasi ketakwaan kepada Allah, saling mengingatkan untuk keselamatan di
dunia dan akhirat. Bukan persahabatan semu yang dilandasi hawa nafsu demi
meraih kesenangan sesaat.
Terkadang ada yang berkata:
"Sahabat sejati adalah tertawa bersama
dalam kegembiraan dan ikut menangis dalam kesusahan."
Sesungguhnya yang demikian belum dapat dikatakan sebagai sahabat sejati apabila tidak dilandasi dengan ketakwaan kepada Allah. Sebab ORANG-ORANG KAFIR dan ORANG-ORANG MUNAFIK pun bisa seperti itu. Dan itulah yang disebut sebagai persahabatan semu, bersifat sementara dan TIDAK KEKAL.
Sesungguhnya yang demikian belum dapat dikatakan sebagai sahabat sejati apabila tidak dilandasi dengan ketakwaan kepada Allah. Sebab ORANG-ORANG KAFIR dan ORANG-ORANG MUNAFIK pun bisa seperti itu. Dan itulah yang disebut sebagai persahabatan semu, bersifat sementara dan TIDAK KEKAL.
Firman Allah Ta'ala: "Teman-teman
akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali
orang-orang yang bertakwa." (QS. Az-Zukhruf: 67)
Di antara hak-hak seorang sahabat adalah, engkau harus mengajari (ilmu) dan menasihati sahabatmu. Kebutuhan sahabat terhadap ilmu tidak kalah penting dari kebutuhannya terhadap harta. Jika engkau memiliki ilmu, maka ajarilah sahabatmu dan bimbinglah dia.
Adapun nasihat, harus engkau sampaikan secara sembunyi-sembunyi (halus). Perbedaan antara MENGHINAKAN dan MEMBERI NASIHAT terletak pada cara penyampaiannya, secara SEMBUNYI-SEMBUNYI ataukah TERANG-TERANGAN.
Di antara hak-hak seorang sahabat adalah, jika ada seseorang yang hendak menjelek-jelekkannya di belakang punggungnya, maka engkau harus menetralisir. Sebab termasuk hak persahabatan adalah MEMBERI PERLINDUNGAN dan PERTOLONGAN (termasuk dalam hal kehormatan).
Di antara hak-hak seorang sahabat adalah, engkau harus mengajari (ilmu) dan menasihati sahabatmu. Kebutuhan sahabat terhadap ilmu tidak kalah penting dari kebutuhannya terhadap harta. Jika engkau memiliki ilmu, maka ajarilah sahabatmu dan bimbinglah dia.
Adapun nasihat, harus engkau sampaikan secara sembunyi-sembunyi (halus). Perbedaan antara MENGHINAKAN dan MEMBERI NASIHAT terletak pada cara penyampaiannya, secara SEMBUNYI-SEMBUNYI ataukah TERANG-TERANGAN.
Di antara hak-hak seorang sahabat adalah, jika ada seseorang yang hendak menjelek-jelekkannya di belakang punggungnya, maka engkau harus menetralisir. Sebab termasuk hak persahabatan adalah MEMBERI PERLINDUNGAN dan PERTOLONGAN (termasuk dalam hal kehormatan).
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda: "Orang muslim
itu adalah saudara muslim lainnya, dia tidak menzhaliminya dan TIDAK MENELANTARKANNYA."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Siapa yang tidak tergerak untuk melindungi
kehormatan saudaranya (menutupi aib/kekurangannya), berarti DIA TELAH
MENELANTARKANNYA.
Referensi:
- Kitab Mukhtashar Minhajul Qashidin, Ibnu Qudamah, dengan beberapa penyesuaian)
- Kitab Mukhtashar Minhajul Qashidin, Ibnu Qudamah, dengan beberapa penyesuaian)
Terima kasih untuk
1. Ibu Hendrawati Djatnika
2.
Kang Muhammad
Amrullya Mustafid Yahya
Atas
ilmunya yang begitu sangat bermanfaat. Jazakumullahu khairan katsyran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar