Heureuynya para lelaki,
obrolan biasa jadi tambah seru kalau materi ini sudah jadi bumbunya.
Eits.....ternyata setelah dipelajari, ada hal yang salah telah berlaku selama
ini.
Saya buat ringkasan
tausiyah yang disampaikan oleh Buya Yahya. Semula hanya akan dijadikan konsumsi
pribadi saja, tapi setelah difikir-fikir tak ada salahnya saya share melalui
blog ini. Siapa tahu bisa bermanfaat bagi siapapun yang memerlukannya.
Saya tulis utuh dengan
sedikit perubahan penempatan kalimatnya saja agar lebih runut. Insyaallah,
tidak sampai merubah konten ceramah yang beliau sampaikan.
Masalah
Poligami
Poligami
tidak memerlukan izin dari istri pertama
Seseorang yang ingin menikah lagi dengan istri yang kedua,
tidaklah harus dengan izin istri pertama. Tidak ada pendapat satu pun yang
mengharuskan itu. Akan tetapi di dalam melakukan poligami itu sendiri, Nabi
saw. melakukannya karena diperintah oleh Allah swt. Sehingga yang memilihkannya
pun adalah Allah swt. Akan tetapi, bagi pengikut Nabi saw. apabila ingin
melakukan itu semuanya ada aturannya terkait dengan keadilan, kesiapan dalam
memberikan nafkah lahir batin yang maknanya pendidikan, dst. Intinya, tidaklah
mudah bagi seseorang di dalam melakukan poligami. Tidak bolehlah orang
mengatakan poligami itu adalah sunnah Nabi saw.
Ketetapan
hukum poligami menjadi berbeda bagi pengikut Nabi saw.
Walaupun memang, sunnah itu
adalah apa-apa yang dilakukan oleh Rasulullah saw, akan tetapi bagi
pengikutnya, belumlah tentu (poligami) menjadi sunnah.
Fikirkan
dengan matang
Jadi bagi para pria yang
ingin melakukan poligami harus berfikir ulang tentang kemampuannya di dalam
kesiapannya memberikan nafkah, mendidik keluarga, bersikap adil, dst.
Poligami
bukanlah untuk berbangga-bangga
Urusan poligami bukanlah
urusan berbangga-bangga karena dapat menikah dengan satu, dua, tiga orang
istri. Itu merendahkan kaum wanita. Akan tetapi lakukanlah karena memang ada
maksud yang sangat jelas, ada kebutuhan untuk melakukannya, dan bukan untuk
berbangga-bangga diri.
Kaum
wanita tidak boleh menolak syari’at poligami
Di sisi lain, kaum wanita
pun jangan sampai mengingkari tentang syariat poligami ini, karena (hukumnya)
jelas. Hal ini dilakukan oleh Nabi saw. serta para ulama. Akan tetapi memang
benar, semuanya ada aturannya. Apabila dengan satu istri saja, seorang suami
belum mampu mendidiknya dengan baik, sikapnya terhadap keluarga masih kasar,
anaknya tak karuan, nafkahnya masih kurang, bahkan banyak orang berpoligami itu
karena ada masalah dengan istri yang pertama. Ini akan bermasalah jadinya. Akan
tetapi bagaimana hendaknya dia itu apabila ingin melakukan itu semuanya
difikirkan dengan matang, dan banyak orang yang pada akhirnya menemukan
keindahan dengan cara seperti ini. Hal ini tidak bisa dinafikan, demikian juga
oleh kaum wanita.
Berhati-hati
di dalam mengambil keputusan untuk poligami
Ingatlah, kaum pria harus
berhati-hati dalam hal ini, jangan sampai masuk ke dalam kemungkaran,
seolah-olah dia menjalankan suatu kebaikan, akan tetapi ternyata malah menuai
petaka, menuai musibah, mendapat masalah karena salah di dalam cara
mengambilnya.
Kemampuan
setiap wanita berbeda dalam menerima poligami
Di sisi lain, lihatlah dari
kemampuan wanitanya. Ada wanita yang bersedia dipoligami, ada juga wanita yang
belum mampu melakukannya. Semuanya sesuai dengan kekuatan masing-masing. Kalau
ada seorang wanita yang dengan sukarela dipoligami, bahkan bersedia mencarikan
istri kedua, dst bagi suaminya, bukanlah sesuatu hal yang tidak mungkin. Ada
seseorang yang sakit, karena begitu cintanya kepada istrinya, dia tidak berani
mengatakannya, tapi istrinya....mungkin kebutuhannya adalah di situ. Bukan hal
yang mustahil. Sebab keridhaan Allah itu unik. Kadang Allah berikan sesuatu
kepada seseorang, tidak peduli apakah itu dunia. Kita bisa lihat ada seseorang
yang masuk Islam meninggalkan kekayaan orangtuanya, hijrah dari gaji yang
tinggi karena Allah swt. Termasuk ada wanita yang mencari keridhaan dengan hal
seperti ini. Ada. Tapi ingat, janganlah semuanya dipaksa untuk bisa melakukan
hal ini. Ini adalah bab fadhail, kemuliaan wanita-wanita pilihan yang memiliki
hal-hal seperti ini. Jangan dipungkiri, dan jangan direndahkan oleh hal seperti
ini.
Jangan
merendahkan wanita yang rela dipoligami
Ini lho yang kadang menjadi
masalah sekarang ini. Wanita yang rela dimadu justru direndahkan, dikatakan
bahwa dia tidak memiliki ini (ada kekurangan maksudnya, pen). Atau di sisi lain
ada orang yang berbangga-bangga bila suaminya tidak menikah lagi. Pernikahan
bukanlah untuk dibangga-banggakan di depan manusia. Bersyukurlah bila suami hanya
memiliki istrinya hanyalah dia, kemudian bersungguh-sungguhlah dalam mengabdi
kepadanya. Jangan menjadi sombong dan memandang rendah saudari muslimah lainnya
yang mau dipoligami. Seakan poligami itu adalah sesuatu yang harus dihindari.
Ada suami yang hanya
memiliki satu istri, dan dia merasa cukup, alhamdulillah. Tapi bila ada yang
ingin melangkah yang kedua, haruslah berfikir ulang. Intinya, jangan
bermain-main dalam hal yang demikian ini.
Jangan
jadikan poligami sebagai guyonan
Ada sementara orang yang
setiap hari bicara sedikit-sedikit poligami... poligami.... poligami. Apakah
akan menjadi mainan poligami?! Seakan-akan Islam mendidik kerendahan.
Ada sekalangan para suami
yang sedikit-sedikit bicara poligami dengan lelaki yang lainnya. Bahkan
menjadikannya guyonan.
A: “Anaknya berapa? “
B: “Jangan tanya anaklah.
Tanya istri dong. ”
Mengapa jadi mainan
begini?!
Poligami adalah satu.
Seperti halnya pernikahan adalah satu. Satu istri saja ada yang haram hukumnya
(Imam an-Nawawi dalam Babbun Nikah), apalagi dua, tiga, dan empat.
Jadi mohon, kita harus
pelan-pelan, mohon kepada Allah swt. atas petunjuk-Nya, dan jangan jadikan
bahan-bahan (guyonan).
Lakukan
poligami sendiri dan jangan mengajak pada yang lainnya
Dan kita jangan mengajak
orang lain. Bila Anda sudah bisa melakukan hal yang serupa, jangan ajak-ajak
yang lainnya, karena belum tentu temannya itu mampu melakukannya. Bila dia
terpengaruh lalu mengikuti Anda, dan dia tidak mampu, Anda telah merusak rumah
tangganya. Ini adalah syari’at Nabi Muhammad saw. Biarkanlah berjalan dengan
sendirinya. Jadi kedua belah pihak tidak boleh menjadikan syari’at ini rendah.
Banyak orang mencibir
syariat poligami karena perilaku pelaku poligami yang tidak benar
Di sisi lain bagi laki-laki
yang main-main menjadikan syari’at Nabi Muhammad saw, maka Anda juga telah
berlaku dzalim. Dzalim terhadap syari’at. Sehingga yang terjadi sekarang ini
adalah banyak orang yang akhirnya mencibir poligami karena para pelaku poligami
yang tidak benar.
Poligami bukanlah untuk
diekspos, dipamerkan, berbangga-bangga telah memiliki istri lebih dari satu.
Seolah dia hebat, dsb. Bukan itu. Imam Mouzali tidak menikah dan beliau hebat,
tidak ada urusannya dengan itu.
Bicaralah
poligami dengan tulus
Bicarakanlah poligami
dengan tulus, bukan karena ingin berbangga-bangga. Istri adalah untuk
disembunyikan, bukan untuk dipamerkan.
Poligami
jangan dihindari dan jangan pula dikejar-kejar
Jangan seorang wanita
memandang rendah wanita lainnya yang dipoligami, seakan poligami itu adalah
sesuatu hal yang harus dihindari. Sama seperti janganlah kaum lelaki melihat
poligami sebagai sesuatu yang harus dikejar-kejar. Akan menjadi problem.
Biarkan segala sesuatunya mengalir sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dan
akan ada aturan sendiri dari Allah swt.Jangan main-main dengan poligami, baik
dari pihak wanita maupun laki-laki.
Semoga Allah memberikan
kebahagiaan dan kemuliaan di rumah kita dalam keadaan apapun. Berbahagia dengan
istrinya, dan bahagia dengan suaminya. Jangan sampai hidup ini menjadi neraka,
sebelum masuk ke dalam neraka jahanam. Jangan!!!
Di saat kesempitan bisa
bahagia. Di saat lapang pun bahagia apalagi. Saat sakit, bahagia. Saat sehat
lebih bahagia lagi.
Kebahagiaan itu ada di
dalam hati seorang hamba yang menjalani. Semoga Allah menjaga kita semuanya. Wallahu ‘alam bishshawab.
Tulisan ini diambil dari tausiyah yang disampaikan oleh Buya Yahya di bawah ini:
Tulisan ini diambil dari tausiyah yang disampaikan oleh Buya Yahya di bawah ini:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar